Thank you to visit my blog :). Powered by Blogger.
RSS

Makalah Teori Belajar Sibernetik



MAKALAH
TEORI BELAJAR SIBERNETIK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


DOSEN PENGAJAR :
DR. H. ISKANDAR ZULKARNAIN, M.SI.
MITRA PRAMITA, M.PD.

DISUSUN OLEH :
BEKTI UTAMI                           (A1C615004)
FITRIANI                                    (A1C615206)
JAMHARI                                   (A1C615014)
MUHAMMAD AGAS                (A1C615044)
NARA AUGUSTIN                    (A1C615046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016







BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Belajar dan pembelajaran adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan seseorang. Meskipun kualitas itu sendiri bersifat relatif sehingga dapat dipandang dari berbagai presepsi. Untuk mencapai kualitas itu sendiri kita tidak hanya melakukan belajar dan pembelajaran yang biasa, namun juga berusaha untuk menggunakan teknik belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Sejalan dengan tujuan akhir pendidikan nasional yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Maka pencapaian yang baik dalam bidang pendidikan sangatlah penting.
Selain fokus pada belajar, kita juga harus fokus pada pembelajaran yang merupakan upaya membelajarkan orang lain. Dan dalam hal tersebut tentunya diperlukan pijakan teori agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu teori yang akan dibahas saat ini adalah teori sibernetik yang menekankan bahwa belajar adalah pengolahan informasi yang fokusnya lebih kepada proses.

1.2.  Rumusan Masalah

1.2.1.                  Apa itu teori sibernetik dan apa arti belajar menurut teori ini?
1.2.2.                  Bagaimana pendapat para ahli mengenai teori sibernetik?
1.2.3.                  Apa keunggulan dan kelemahan teori sibernetik?
1.2.4.                  Bagaimana aplikasi teori sibernetik ?
1.2.5.                  Apa contoh kasus pelaksanaan teori sibernetik ?

1.3.  Tujuan

1.3.1                    Untuk mengetahui apa itu teori sibernetik. 
1.3.2                    Untuk mengetahui bagaimana pendapat para ahli megenai teori sibenertik.
1.3.3                    Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan teori sibernetik.
1.3.4                    Untuk mengetahui aplikasi teori sibernetik.
1.3.5                    Mengetahui contoh studi kasus dalam pelaksanaan teori sibernetik.

1.4.  Manfaat

1.4.1                 Kita bisa mengetahui apa itu teori sibernetik.
1.4.2                 Kita bisa mengetahui bagaimana pendapat para ahli mengenai teori sibernetik.
1.4.3                 Kita bisa mengetahui keunggulan dan kekurangan teori sibernetik.
1.4.4                 Kita bisa mengetahui aplikasi teori sibernetik.
1.4.5                 Kita bisa mengetahui contoh studi kasus pada pelaksanaan teori sibernetik.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.  Teori belajar sibernetik

Teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori belajar yang telah dikenal. Dari buku belajar dan pembelajaran karya M.Thobroni yang dikutip dari Uno : 2008, teori sibernetik menganggap belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.
Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik. Namun yang lebih utama lagi adalah sistem informasi yang akan di pelajari siswa. Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal dan cocok untuk semua siswa. Ini dikarenakan cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi yang sama-sama dipelajari belum tentu dalam pemrosesannya juga sama, karena  tentunya setiap siswa memiliki cara tersendiri untuk memproses informasi tersebut.

2.2.  Teori Pemrosesan Informasi

Dalam memproses informasi juga diperlukan sebuah pijakan yang disebut sebagai teori pemrosesan informasi. Teori ini terdiri dari tiga asumsi :
1.      Antara stimulus dan respon membutuhkan sejumlah waktu tertentu dalam memprosesnya.
2.      Stimulus yang diproses akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
3.      Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari asumsi tersebut muncullah teori komponen. Komponen tersebut dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta proses “lupa”. Komponen itu ada tiga yaitu :
1.      Sensory receptor(SR)
Merupakan tempat  pertama yang disinggahi suatu informasi. Disini informasi masih dalam bentuk aslinya, namun dapat bertahan dalam waktu singkat, dan mudah terganggu.
2.      Working memory (WM)
Mampu menangkap informasi yang menjadi perhatian utama. Namun disini kapasitasnya terbatas (bertahan kurang lebih 15 detik). Bentuk informasinya pun berbeda dari aslinya karena telah disandikan.
3.      Long term memory (LTM)
Disini berisi seluruh pengetahuan yang dimiliki individu, kapasitanya tidak terbatas, informasi yang tersimpan tidak akan pernah hilang, kalaupun terjadi proses lupa maka itu disebabkan oleh kegagalan atau kesulitan dalam memunculkan informasi tersebut.
Karena teori sibernetik berfokus pada pemrosesan informasi dan hal tersebut diakui sebagai hal yang baik maka muncullah pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada pemrosesan informasi.
Dari pendekatan itu Reigeluth, Bunderson dan Merill mengembangkan materi belajar yang terdiri dari empat hal :
1.      Pemilihan (selection)
2.      Penataan urutan (sequencing)
3.      Rangkuman (summary)
4.      Sintesis (syntheizing)
Menurut mereka, dengan menerapkan hal tersebut (materi dari yang umum ke rinci)  akan memudahkan kita dalam proses penelusuran suatu informasi. Tidak hanya itu, kita juga akan menghemat kapasitas working memory.
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian (encoding), penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengucapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan (retrieval). Teori proses pengolahan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Tahapan eksternal yang mendukung proses internal adalah :

1.      Menarik perhatian,
2.      Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa,
3.      Merangsang ingatan pada prasyarat belajar,
4.      Menyajikan bahan rangsangan,
5.      Memberikan bimbingan belajar,
6.      Mendorong untuk kerja,
7.      Memberikan balikan informatif,
8.      Menilai untuk kerja,
9.      Meningkatkan retensi(penyimpanan) dan alih belajar.

2.3.  Pendapat para pakar

1.      Landa
Seorang  psikologi yang beraliran sibernetik. Ada dua macam proses yaitu sebagai berikut.
a.       Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir linier, konvergen, dan lurus menuju kesatu target tertentu. Contoh: kegiatan menelepon
b.      Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergin menuju kebeberapa target sekaligus. Contoh: penemuan cara-cara pemecahan masalah.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika sistem informasi yang akan dipelajari diketahui ciri-cirinya. Satu hal lebih tepat apabila disajikan dalam bentuk terbuka dan memberikan keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
Namun, untuk memahami suatu konsep luas dan banyak memiliki interpretasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing kearah yang menyebar dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep ini tidak tunggal, monoton, dogmatis dan linier.
2.      Pask dan Scot
Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scot sama dengan pendekatan alogaritmik. Namun cara berpikir menyeluruh tidak sama dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh disini adalah cara berpikir yang cenderung melompat kedalam, langsung kegambaran lengkap sebuah sistem informasi.
Pendekatan yang berorientasi pada pengolahan informasi menekankan pada ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang dan sebagainya yang berhubungan dengan apa yang terjadi di otak dalam proses pengolahan informasi. Namun menurut teori ini lingkungan yang mempengaruhi mekanisme itu juga harus diketahui.

2.4.            Keunggulan dan kekurangan teori sibernetik

       1.         Keunggulan
Ø Semua teori belajar dalam aliran-aliran yang menekankan aspek yang berbeda-beda ini sebenarnya memiliki kesamaan karena melihat bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung pada diri seseorang yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
Ø Isi proses belajar adalah sistem informasi yang diperoleh melalui pengalaman akan suatu kejadian tertentu yang disusun sebagai suatu konsep, teori, atau informasi umum.
Ø Hasil proses teori belajar ini adalah adanya perubahan, baik yang dilihat sebagai perubahan tingkah laku maupun secara kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
Dikutip dari jurnal Cybernetic principles and learning (Scott dkk, 2007) :
“The power of CT is that it encompasses and unifies many different theories of learning and teaching. It can be applied in any education or training context for the design of both individual and group learning scenarios.”
Kelebihan teori sibernetik adalah meliputi dan menyatukan berbagai macam teori belajar dan pembelajaran. Teori sibernetik dapat diterapkan dalam berbagai macam pendidikan atau pelatihan untuk skenario pembelajaran individu dan kelompok.

2.           Kelemahan
Ø  Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak. Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas, terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.

2.5. Aplikasi teori belajar sibernetik

Aplikasi teori belajar sibernetik sebagaimana yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irwan (Thobroni, 2015) kegiatan pembelajaran dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan pembelajaran;
2.      Menentukan materi pembelajaran;
3.      Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran;
4.      Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut (apakah algoritmik atau heuristik);
5.      Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya;
6.      Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran

2.6. Contoh kasus pelaksanaan pembelajaran sibernetik

Pelaksanaan pembelajaran sibernetik salah satu contohnya adalah pada upaya meningkatkkan kemampuan berpikir kritis matematik melalui pembelajaran sibernetik teori praktik siswa kelas X .1 di SMA Haluoloe.
Disana pembelajaran sibernetik dilakukan dikarenakan tingkat berfikir kritis siswa dalam pelajaran matematika sangatlah kurang. Di dalam sibernetik siswa diminta untuk lebih fokus pada proses belajar, sehingga siswa akan mulai memahami konsep matematika dari awal sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya mereka memahami apa arti sebenarnya dari matematika, dan menghilangkan anggapan bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit. Karena apapun itu bila prosesnya sudah dipahami dan benar, maka hasilnya pun akan mengikuti.
Implementasi teori sibernetik dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh beberapa tokoh salah satunya adalah dengan pendekatan yang berorientasi pada pemprosesan informasi yang dikembangkan oleh  Gage dan Berliner, Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson yaitu bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi adalah:
1.      Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2.      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
3.      Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
4.      Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai. 
5.      Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
6.      Kontrol belajar (content control, pace control, display control, dan conscious cognition control) memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu (prinsip perbedaan individual terlayani). 
7.      Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan
Alur Pembelajaran Sibernetik teori-praktik menurut Simundza, langkah langkah Sibernetik teori-praktik adalah:
1)      Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam bekerja secara matematik menggunakan teknologi komputer.
2)      Mengorganisasikan siswa kedalam beberapa kelompok kerja dan masing masing berjumlah 2-3 orang.
3)      Menyajikan informasi berupa teori  dan latihan melalui LKS.
4)      Membimbing kelompok belajar dan bekerja siswa dalam menyelesaikan LKS.
5)      Mengarahkan siswa dalam melakukan manipulasi-manipulasi matematis dengan menggunakan software pembelajaran untuk memahami konsep matematika secara utuh.
6)      Mendiskusikan hasil manipulaasi tersebut dan dijadikan sebagai bahan untuk mengonstruksi pengetahuan konseptual matematika.
7)      Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


 

BAB III


PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Teori sibernetik adalah teori yang menyatakan bahwa belajar adalah pengolahan informasi yang mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Asumsi lain dari teori sibernetik adalah tidak ada satu proses belajarpun yang cocok untuk semua siswa.
Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti  Landa , Pask dan Scott. Teori belajar pengolahan informasi mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang mencangkup tahapan-tahapan.
Kelebihan teori sibernetik salah satunya yaitu, hasil proses teori belajar ini adalah adanya perubahan, baik yang dilihat sebagai perubahan tingkah laku maupun secara kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan kekurangan teori sibernetik salah satunya yaitu tidak secara langsung membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan.

3.2.Saran

Dalam menafsirkan mengenai teori pembelajaran disarankan agar tidak berpacu pada pengolahan informasi yang bersifat teknologi. Namun yang dipacu disini adalah pengolahan informasi yang ada pada otak.
Diharapkan pula dalam memahami suatu pembelajaran agar kiranya tidak berpacu pada satu teori saja, karena masih banyak teori lain yang juga saling berkaitan dan bisa saling melengkapi.



DAFTAR PUSTAKA

Scott Bernard, Shurville Simon, Maclean Piers And Cong Chunyu. 2007. “Cybernetic principles for learning design”. Emerald group. Vol. 36 No. 9/10, www.emeraldinsight.com/0368-492X.htm, 5 Oktober 2016.
Thobroni M. 2015. Belajar dan Pembelajaran teori dan praktik. Yogyakarta : Ar-ruzz media.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Teori belajar sibernetik https://id.scribd.com/doc/83789234/Teori-Sibernetik . Diakses : 4 Oktober 2016 (03.00 A.M)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Cute Hello Kitty 5