PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
·
DONY
PRASETIO (A1C615204)
·
HANIFAH
NADIA (A1C615012)
·
NARA
AUGUSTIN (A1C615046)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2015
- DAFTAR ISI
- KATA PENGANTARBAB I .. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah1.2. Tujuan Penulisan1.3. Manfaat PenulisanBAB II . KAJIAN TEORI2.1. Pengertian2.2. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya2.3. Sumbangan Pendidikan Pada Pembangunan2.4. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional2.5. Keragaman Persepsi konsep Pembangunan2.6. Peran Pendidikan Dalam PembangunanBAB III. PENUTUP3.1 Kesimpulan3.2 SaranDAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan. Kami
juga berterima kasih pada Ibu Nina selaku Dosen mata kuliah Pengantar
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Dan terima kasih pula kepada seluruh anggota kelompok 9 yang telah
berperan aktif dalam membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Tak ada gading
yang tak retak. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Banjarmasin, 14 September 2015
Kelompok 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi
bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia,
yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat
cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi
pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem
pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis
dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan
tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan
masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara.
1.2
Tujuan
Tujuan
makalah ini adalah :
1.2.1 Menjelaskan
perbedaan arah antara pendidikan dan pembangunan.
1.2.2 Menjelaskan sumbangan pendidikan dalam pembangunan
(pada umumnya)
1.2.3 Menunjukkan
titik temu pendidikan dengan pembangunan.
1.2.4 Menjelaskan
posisi manusia sebagai objek dan manusia sebagai subjek pembangunan.
1.2.5 Menjelaskan
dengan menggunakan ilustrasi sumbangan pendidikan pada pembangunan diliat dari
segi: sasaran pendidikan, sistem/lingkungan pendidikan, dan jenjang pendidikan.
1.2.6 Memberikan
alasan, mengapa sistem pendidikan perlu selalu disempurnakan.
1.2.7 Menjelaskan
aspek-aspek dari sistem pendidikan yang menjadi sasaran pembangunan.
1.2.8 Menjelaskan
hubungan antara aspek-aspek sistem pendidikan.
1.2.9 Memberikan
contoh yang dapat memperjelas pembangunan terhadap aspek-aspek sistem
pendidikan
1.3
Manfaat
Manfaat
penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1
sebagai salah satu referensi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan masalah pendidikan dan pembangunan nasional.
1.3.2
salah satu wahana dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang menulis.
BAB 2
KAJIAN
TEORI (ISI)
PENDIDIKAN DAN
PEMBANGUNAN
2.1
Pengertian
Pendidikan menduduki posisi
sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM.
Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh
sektor pembangunan. Terdapat suatu kesan bahwa persepsi masyarakat umum tentang
arti pembangunan lazimnya bersifat menjurus. Pembangunan semata-mata hanya
beruang lingkup pembangunan material atau pembangunan fisik berupa gedung,
jembatan, pabrik, dan lain-lain. Padahal sukses tidaknya pembangunan itu justru
sangat ditentukanoleh keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah/spiritual,
yang secara bulat di artikan pembangunan manusia, dan yang terakhir ini menjadi
tugas utama pendidikan.
2.2 Esensi Pendidikan dan
Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut
paham umumnya kata “pembangunan” lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan
ekonomi dan industri yang selanjutnya diaosiasikan dengan dibangunnya
pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat
transportasi, komunikasi dan sejenisnya. Sedangkan hal yang mengenai sumber
daya manusia tidak secara langsung terlihat sebagai sasaran pembicaraan.
Padahal banyak bukti yang dialami oleh banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan
di bidang ekonomi da industri yang di tandai oleh kenaikan GNP, lalu kenaikan
volume ekspor dan impor sebagai indikator, ternyata tidak otomatis membawa kesejahteraan
masyarakatnya.
Pembangunan dalam arti yang terbatas pada
bidang ekonomi dan industri saja beelumlah menggambarkan esensi yang sebenarnya
dari pembangunan, jika kegiatan-kegiatan tersebut belum dapat mengatasi masalah
yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak material dan
spiritual.
Pembangunan ekonomi dan industri mungkin
dapat memenuhi aspek tertentu dan kebutuhan misalnya: kebutuhan akan sandangan,
pangan, dan papan,
tetapi mungkin tidak untuk kebutuhan spiritual yang lain.
Bukankah kenyataan menunjukkan bahwa banyak
orang yang secara material cukup mampu, tetapi secara spiritual menanggung
banyak masalah.
Dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia indonesia. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusia, yaitu
dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk
individua, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang
sebagai sasaran yang di bangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtiar ke
dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan
rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap
terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Ikhtiar ini disebut pendidikan.
Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri
manusia, sedangkan pembangunan mengarah ke luar yaitu ke lingkungan sekitar
manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat
sebagai suatu garis proses, maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak
kontinu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan
manusia sebagai titik awal. Pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup
masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk.
2.3
Sumbangan
Pendidikan Pada Pembangunan
Pendidikan sebagai upaya yang bulat dan
menyeluruh hasilnya tidak segera dapat diliat. Ada jarak penantian yang cukup
panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil. Jika
pembangunan di pandang sebagai sistem makro maka pendidikan merupakan sebuah
komponen atau bagian dari pembangunan.
Sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan dapat diliat pada beberapa segi
(a.) Segi
sasaran.
(b.) Segi
lingkungan.
(c.) Segi
jenjang pendidikan.
(d.) Segi
pembidangan kerja atau sektor kehidupan.
1.
Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar yang di tunjukkan kepada peserta didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra
manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber
daya pembangunan yang manusiawi.
2.
Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi
ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem.
Lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal),
lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan
pra-jabatan dan dalam jabatan.
1) Lingkungan
Keluarga
Di
dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit
formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan
moral.
2) Lingkungan
Sekolah
Di
lingkungan sekolah (pendidikan formal),peserta didik dibimbing untuk memperluas
bekal yang telah di peroleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Lingkungan
Masyarakat
Di
lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal) perserta didik memperoleh bekal
praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan
proses belajarnya melalui jalur formal.
3.
Segi Jenjang
Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan
tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara bersinambungan.
4.
Segi Pembidangan Kerja Atau
Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor
kehidupan meliputi antara lain: bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan,
perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan
lain-lain.
Pembinaan dan pengenmbangan
bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh orang-orang yang
memiliki kemampuan seperti yang di butuhkan. Orang orang dimaksud hanya
tersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.
2.4 Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Pada
bagian ini dikemukakan dua hal, yaitu:
1. Mengapa
Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Setiap
pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat
dididik dan harus selalu dididik (demikian menurut Langeveld). Manusia adalah
satu-satunya makhluk yang dikarunia potensi untuk selalu menyempurnakan diri.
Bisa
dikatakan manusia hanya akan mengejar kesempurnaan agar dekat dengan
kesempurnaan, tetapi tidak pernah akan menyatu dengan kesempurnaan itu sendiri.
Persoalan
tentangf bagaimana wujud manusia sebagai makhluk yang ingin menyempurnakan
diri, tetapi yang tidak kunjung dapat sempurna itu, banyak dibahas oleh para
filosofi di dalam bidang filsafat antropologi.
Untuk
dapat menyongsong suasana hidup yang diperlukan itu sistem pendidikan yang
harus berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social change (angen perubahan sosial) tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Strukturnya, kurikulum, pengelolaannya, tentang
kependidikan mau tidak mau harus disesuaikan dengan tuntutan baru tersebut.
2. Wujud
Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara
makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama bertali erat,
yaitu:
a) Hubungan
Antar Aspek-aspek
Aspek
filosofi, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain,
karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain.
Meskipun
aspek filosofi itu menjadi landasan tetapi tidak harus di artikan bahwa setiap
terjadi perubahan filosofi dan yuridis harus diikuti dengan perubahan
aspek-aspek yang lain itu secara total.
b) Aspek
Filosofi Keilmuan
Aspek filosofi berupa penggarapan tujuan
nasional pendidikan. Rumusan tujuan nasional yang tentunya memberikan paluang
bagi pengembangan sifat hakikat manusia yang bersifat kodrati yang berarti pula
bersifat wajar.
c) Aspek
yuridis
Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap.
Tetapi
kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya kebutuhan akan
penyempurna sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan-kebutuhan
baru tersebut.
d) Aspek
struktur
Aspek
struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur
pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar
dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan
sosial budaya dan politik.
e) Aspek
kurikulum
Kurikulum
merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikulum berubah, maka
kurikulum berubah pula. Kurikulum dalam sistem pendidikan persekolahan di
negara kita telah mengalami penyempurnaan dalam perjalanannya.
2.5 Keragaman Persepsi Konsep Pembangunan
Terdapat
pula ahli yang berpendapat seperti yang dinyatakan oleh Fletcher (1976) , pembangunan
adalah suatu yang alami bagaimana manusia, masyarakat , dan Negara untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini dapat diibaratkan seperti
halnya biji-bijian atau sel tanaman yang akan berkembang menjadi dewasa.
Bila
dianalisis secara filosofi pembangunan terjadi dalam ruang yang berinteraksi
penuh dengan factor budaya, sosial dan historis yang bersaman dalam satu
kelompok atau masyarakat.
2.6 Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan
1)
Mengembangkan
Teknologi Baru
Hasil pendidikan adalah
orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian dan
pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru. Lembaga – lembaga
penelitian dan pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Badan-badan Penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan sebagainya,
orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan menghasilkan berbagai
teknologi baru.
2) Menjadi Tenaga Produktif
dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil
pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi yang menghasilkan
rancang bangun berbagai macam pabrik dan perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang
akan menghasilkan berbagai barang kebutuhan hidup dan jasa.
3) Menjadi Tenaga Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil
pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan,
sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi barang-barang kebutuhan
hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil barang dan jasa yang
diperlukan masyarakat.
4) Pelaku Generasi dan
Penciptaan Budaya
Orang-orang terdidik hasil
pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi juga sekaligus
individu-individu atau kelompok individu yang melakukan perbaikan dan
penciptaan unsure-unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang telah dimilikinya.
Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya dalam
masyarakat.
5) Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil
pendidikan merupakan generasi baru yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa
yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen,
mereka merupakan konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya serta lebih
kritis dalam menggunakan barang-barang keperluan hidup dan jasa, apabila
dibandingkan dengan orang-orang yang tidak/kurang terdidik.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan mempunya
misi pembangunan. Mula-mula membangun manusianya, selanjutnya manusia yang
sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan. Pembangunan
yang di maksud baik yang bersasaran lingkungan fisik mau pun yang bersasaran
lingkungan social yaitu diri manusia itu sendiri
Jika manusia memiliki
jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka di harapkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan
terhadap pembangunan dapat dilihat dari segi sasarannya, lingkungan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan sektor kehidupan.
Secara khusus
sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah pembangunan atas penyampurnaan
sistem pendidikan itu sendiri.
3.2
Saran
·
Bila pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka
harus meningkatkan mutu sumber daya manusianya lewat pendidikan yang lebih
maju.
·
Meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh
Negara.
·
Memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang
lengkap, agar menunjang peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mudyahardjo, Redja. 1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
2. Wahyudin,
Dinn. dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
3.
Tirtarahardja, Umar. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
7 comments:
permisi,blh izin copas tdk...makasih
Izin copas ya author
Izin copas ya author
Izin copas ya author
izin copas bosque
terimahkasih sangat membantu..
Izin copass yaa!
Post a Comment